Perubahan
gaya hidup suatu masyarakat berhubungan dengan perubahan budaya. Makanan
alamiah yang berasal dari pertanian, seperti beras, gandum, jagung, ubi, dan
singkong, menjadi lebih menarik lagi apabila diolah dengan modern sesuai dengan
tuntutan zaman. Dahulu, bahan makanan tersebut hanya diolah dengan cara dikukus
atau direbus. Saat ini kedua bahan makanan tersebut dapat diolah menjadi
berbagai macam kue, popcorn, keripik, dan sebagainya. Dengan demikian,
perkembangan dan peningkatan perekonomian sebagian masyarakat juga membentuk
kebiasaan makannya.
Pola
makan yang tidak baik adalah mengonsumsi makanan tinggi lemak, tinggi garam,
tinggi gula, tetapi rendah serat dan vitamin. Makanan yang kurang bergizi ini
disebut dengan istilah junk food.
Berikut Sembilan golongan makanan tinggi lemak, tinggi garam, tinggi gula,
tetapi rendah serat dan vitamin.
1.
Makanan
Gorengan
Goolongan makanan ini memiliki kandungan
kalori, lemak/minyak, dan oksidan yang tinggi. Bila dikonsumsi secara terus
menerus, gorengan dapat menyebabkan kegemukan dan meningkatkan kadar asam lemak
dalam darah yang berisiko memunculkan penyakit jantung koroner. Selain itu
penggunaan minyak goring yang berulang – ulang dalam proses menggoreng banyak
menimbulkan zat karsiogenik (zat pemicu munculnya kanker). Berbagai penelitian
telah membuktikan besarnya kecendrungan risiko kanker bagi mereka yang sering
mengonsumsi makanan gorengan. Orang yang biasa mengonsumsi gorengan memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker daripada orang yang tidak/sedikit
mengonsumsi makanan gorengan.